Rusia Tolak Pasukan Perdamaian Eropa, Tuduh Barat Siapkan Pendudukan Terselubung di Ukraina

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov. (Foto : istimewa)

WASHINGTON – Ketegangan geopolitik di Eropa Timur kembali memanas setelah Rusia secara tegas menolak rencana pengiriman pasukan penjaga perdamaian dari negara-negara Eropa ke wilayah Ukraina. Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa Moskow tidak akan menerima kehadiran militer asing dalam bentuk apa pun di Ukraina.

“Tidak, kami tidak bisa,” ujar Peskov saat diwawancara ABC News, merespons pertanyaan soal kemungkinan diterimanya pasukan perdamaian Eropa.

Peskov menyebut Ukraina justru menghindari jalur diplomatik, sementara Rusia mengklaim tetap terbuka terhadap dialog. Menariknya, ia juga menyebut Presiden AS Donald Trump memiliki pengaruh besar terhadap Ukraina, dan Moskow berharap Trump bisa mendorong Kiev menuju perundingan damai.

Penolakan Rusia ini muncul di tengah inisiatif baru dari Presiden Prancis Emmanuel Macron dan PM Inggris Keir Starmer, yang berupaya membentuk Koalisi Sukarela (Coalition of the Willing), beranggotakan 37 negara. Koalisi ini bertujuan mengirim pasukan penangkal ke Ukraina guna menahan laju serangan Rusia dan memberikan jaminan keamanan bagi Kiev.

Dalam KTT Koalisi yang digelar di Paris pada 27 Maret lalu, Macron menekankan bahwa kehadiran pasukan tersebut bukan untuk menggantikan tentara Ukraina atau menjadi penjaga perdamaian formal, melainkan untuk menjaga titik-titik strategis bersama Ukraina.

Namun Rusia tak tinggal diam. Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov menilai kehadiran militer NATO di Ukraina—dalam bentuk apa pun—sebagai ancaman langsung bagi Rusia. Ia menegaskan Moskow tidak akan mentolerir kehadiran semacam itu.

Lebih lanjut, Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) bahkan mengklaim Barat sedang merancang pengiriman hingga 100.000 personel ke Ukraina, yang mereka sebut sebagai bentuk "pendudukan de facto" terhadap negara tersebut.

Dengan posisi kedua kubu yang semakin mengeras, situasi ini berpotensi membawa konflik Ukraina-Rusia ke eskalasi yang lebih luas dan rumit, terutama jika elemen militer asing benar-benar dikerahkan ke medan konflik.


Sumber : Sputnik-OANA

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال