Odesa, Ukraina - Serangan rudal Rusia yang brutal menghantam kota pelabuhan Odesa di Ukraina selatan pada hari Jumat (15/3), merenggut nyawa sedikitnya 20 orang dan melukai 46 lainnya.
Gubernur regional Odesa, Oleh Kiper, mengunggah foto-foto mengerikan di Telegram yang menunjukkan korban berjatuhan, termasuk warga sipil, petugas medis, dan petugas penyelamat. Tujuh petugas darurat termasuk di antara yang terluka.
Dua petugas darurat yang tewas datang ke lokasi kejadian untuk membantu korban serangan awal, namun naas, mereka terbunuh ketika rudal kedua menghantam lokasi yang sama.
"Rusia adalah negara teroris," kecam Kiper.
Serangan kejam ini terjadi setelah Rusia meningkatkan serangannya di Odesa sejak pertengahan tahun lalu, setelah Kremlin mengakhiri kesepakatan yang dimediasi PBB dan Turki untuk mengirimkan gandum Ukraina melalui Laut Hitam.
Di Tengah Keganasan, Ukraina Tetap Bertahan
Di tengah serangan brutal Rusia, Ukraina menunjukkan ketangguhannya. Angkatan Udara Ukraina mengklaim telah menembak jatuh 27 drone yang diduga buatan Iran.
Serangan rudal Rusia juga menargetkan infrastruktur komunikasi di timur laut Ukraina, berusaha memblokir akses informasi. Namun, para pejabat di Kyiv dengan sigap melakukan perbaikan dan sebagian besar sinyal telepon seluler telah pulih.
Dukungan Internasional Mengalir untuk Ukraina
Para pemimpin Jerman, Perancis, dan Polandia bertemu di Berlin pada hari Jumat untuk membahas dukungan bagi Ukraina. Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk akan membahas bantuan militer dan langkah-langkah lain untuk membantu Ukraina.
Pemilu di Rusia: Putin Kembali Berkuasa?
Di tengah gejolak di Ukraina, rakyat Rusia pergi ke tempat pemungutan suara pada hari Jumat dalam pemilu nasional. Presiden Vladimir Putin diprediksi akan kembali terpilih dan memimpin negara tersebut selama enam tahun lagi.