Sidoarjo, – Dalam sepekan terakhir banjir masih melanda wilayah Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur. Dari 11 desa yang sempat terendam, kini masih ada 7 desa yang masih terdampak dengan rata-rata genangan air setinggi 30 cm. Sebelumnya, banjir di Tanggualangin ini juga merendam 2 sekolah, hingga para siswa diliburkan untuk mengikuti kegiatan belajar di rumah.
Eka, salah satu warga desa Kedungbanteng mengungkapkan, bahwa ketinggian air yang menggenangi permukiman warga sudah terjadi sejak seminggu lalu. Dengan ketinggian air sempat mencapai 70 cm atau setinggi lutut orang dewasa, sebelum akhirnya surut hingga 30 cm.
"Saat ini sudah mulai surut, kalau kemarin tinggi. Dibanding tahun lalu banjir kali ini yang lebih parah," ujar Eka.
Camat Tanggulangin, Sabino Mariano, mengatakan bahwa Banjir yang terjadi di wilayah ini disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi serta naiknya air laut. Desa Kedung Banteng menjadi salah satu wilayah dengan dampak terparah.
"7 Desa yang masih terdampak, yang paling parah di kawasan sini (Kedungbanteng)," ujarnya, Selasa (28/1/2025).
Selain Desa Kedung Banteng, desa lain yang masih terdampak banjir di antaranya Desa Banjar Asri, Desa Banjar Panji, Desa Kalidawir, Desa Penatar Sewu, hingga Desa Sentul. Menurut Sabino, untuk menanggulangi banjir di Tanggulangin saat ini, masih mengandalkan pompa penyedot air.
"Karena pompa saat ini menjadi prioritas untuk pengendalian banjir di Tanggulangin," kata Sabino.
Sementara itu, kebanyakan warga memilih untuk tetap tinggal di pemukimannya sendiri. Lantaran kondisi rumah mereka masih bisa ditempati meski genangan air juga turut masuk ke dalam rumah. Mereka berharap penanganan terbaik dapat segera dilakukan untuk mengatasi banjir tahunan yang kerap melanda wilayah ini.