Ketinggian Banjir di Sidoarjo Belum Surut, Kedungbanteng Terparah Capai 40 Sentimeter

Banjir genangi permukiman warga


Sidoarjo - Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sidoarjo, Jawa Timur belum menunjukkan tanda-tanda surut meski hujan telah mereda sejak pagi. Hingga Senin (24/11/2025) sore, genangan masih bertahan di beberapa kecamatan, dengan Desa Kedungbanteng, Tanggulangin, menjadi titik terparah yang mencatat ketinggian air 15 hingga 40 sentimeter.
 
Plt Kepala BPBD Sidoarjo,
Sabino Mariano, menjelaskan bahwa pemantauan intensif terus dilakukan untuk memastikan kondisi di lokasi terdampak. Tim BPBD telah diturunkan sejak awal potensi banjir muncul.

“Petugas langsung menyisir wilayah terdampak untuk memastikan kondisi dan langkah penanganan di lapangan,” ujar Sabino, kepada wartawan.

Sabino mengatakan beberapa kecamatan yang selama ini menjadi langganan banjir, seperti Candi, Waru, Porong, Sidoarjo Kota, dan Tanggulangin, kembali terendam. Namun, yang menjadi perhatian utama adalah genangan di Kedungbanteng yang belum mengalami penurunan ketinggian sejak empat hari terakhir.

Seluruh pompa air BPBD, kata Sabino, beroperasi penuh. Namun tingginya debit sungai membuat air sulit disedot keluar. “Volume airnya sangat besar. Mau dipompa pun sulit kalau sungainya sudah penuh,” jelasnya.

Meski genangan belum surut, BPBD belum mendirikan dapur umum karena aktivitas warga dinilai masih berjalan normal. “Kalau statusnya naik dan menjadi darurat, baru kami dirikan dapur umum,” tambah Sabino.

Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa banjir yang merendam jalan desa hingga permukiman membuat mobilitas warga terganggu. Kondisi geografis Sidoarjo sebagai wilayah delta juga menjadi faktor penyebab genangan lambat surut ketika hujan deras bersamaan dengan luapan sungai.

Sabino kembali mengingatkan warga agar menjaga kebersihan saluran air. “Sampah itu memperparah banjir. Jadi jangan buang sembarangan supaya aliran tetap lancar,” tegasnya.
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال