![]() |
SIswi kelas 4 di sebuah SD di Gedangan, memiliki ide cemerlang dengan mengembangkan budidaya magot |
Sidoarjo (Lampukuning.com) - Prihatin dengan banyaknya sampah organik rumah tangga, seorang siswi sebuah sekolah dasar (SD) di Sidoarjo, Jawa Timur berhasil membuat budidaya maggot skala rumahan.
Callysta Kusuma Azalia, seorang siswi kelas 4 di sebuah SD di Gedangan, memiliki ide cemerlang dengan mengembangkan budidaya magot, ikan lele, dan tanaman kangkung secara aquaponik untuk mengurangi peredaran sampah organik yang ada di lingkungan masyarakat.
Tidak hanya itu, gadis warga Griya Permata Gedangan, yang terpilih menjadi finalis pangeran putri lingkungan hidup tahun 2022 tersebut, mampu membuat satu siklus budidaya magot yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah rumah tangga atau sampah organik yang ada di sekitar rumahnya, sebagai bahan untuk budidaya magot.
Magot atau yang sering dikenal dengan belatung, berhasil dimanfaatkan dan dapat dibudidayakan guna mengurangi peredaran sampah organik yang ada di masyarakat.
"Ya untuk mengurangi sampah di masyarakat kita manfaatkan," ujar Callysta.
Siswi yang dikenal ramah ini mampu mengembangbiakkan dan budidaya magot dengan menggunakan sampah organik sisa sayur, buah, nasi menjadi makanan utama para magot.
Sampah-sampah rumah tangga tersebut didapatnya dari tetangga sekitar rumah yang dengan sukarela memberikan sampahnya untuk makanan magot.
Gadis yang duduk dibangku kelas 4 sd itu mengaku dari siklus tersebut, kesemuanya dapat menjadi hal yang menguntungkan. Maggot bisa diolah menjadi makanan ikan lele. Sementara air yang dipakai untuk memelihara ikan, bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman serta budidaya sayuran.
"Karena pakan lele mahal, jadi saya mengganti pakan lele dengan magot," ujarnya.
Melalui keberhasilannya dalam melakukan budidaya magot, ikan lele, dan tanaman kangkung aquaponic ini, gadis belia usia 10 tahun ini kini menjadi pioneer untuk menggaungkan masalah pengurangan sampah organik di tengah masyarakat.(sum)
Tags
Ekonomi - Bisnis